Monday, 9 July 2012

MASJID BA'ANGKAT


Masjid Ba'angkat


Mesjid Su’ada atau Mesjid baangkat didirikan oleh Al Allamah Syekh H. Abbas dan Al Allamah Syekh H. Said bin Al Allamah Syekh H. Sa’dudin pada tanggal 28 Zulhijjah 1328 H bersamaan dengan tahun 1908 M yang terletak di desa Wasah Hilir Kecamatan Simpur yang jaraknya ± 7 km dari kota Kandangan. Mesjid ini didirikan di atas tanah wakaf milik Mirun bin Udin dan Asmail bin Abdullah seluas 1047,25 m persegi.


Bentuk bangunan induk mesjid su’ada yakni persegi empat, bertingkat tiga, mempunyai loteng menutup gawang/puncah dan petala/petaka yang megah. Semua itu memunyai makna tertentu sebagai berikut:a. Tingkat pertama mengandung makna Syariatb. Tingkat kedua mengandung makna Thariqatc. Tingkat ketiga mengandung makna Hakikatd. Loteng mengandung makna Ma’rifate. Petala/petaka yang megah berkilauan yang dihiasi oleh cabang-cabang yang sdang berbunga dan berbuah melambangkan kesempurnaan Ma’rifatBanyak peristiwa yang terjadi seolah-olah aneh, tidak rasional tapi nyata ketika akan dan sedang dalam pembangunan Mesjid tersebut, seperti angina topan bertiup luar biasa keras dan derasnya yang menyebabkan sebatang pohon asam yang besar telah condong sekali akan minmpa rumah Al Allamah Syekh H. M. Said (pendiri Mesjid Su’ada). Dilihat kejadian ini, Al Allamah tersebut mendekati pohon tersebut dan mendorongnya dengan berlawanan arah, maka dengan pertolongan Allah SWT angin topan yang dahsyat itu berbalik arah sehingga pohon asam ini tumbang dan selamatlah ulama tersebut.Kejadian lain yakni salah satu tiang utama Mesjid kurang panjang ± 10 cm, sehingga mengalami kesulitan untuk pendirian bangunan Mesjid. Dengan izin Allah, keesokkan harinya tiang tersebut menjadi bertambah panjang sesuai kebutuhan. Peristiwa lainnya, yakni ditengah perjalanan antara Kalumpang dan Negara, rombongan Al Allamah Syekh H. M. Said kehabisan ikan untuk makan, tiba-tiba seekor ikan besar melompat ke perahu mereka dan akhirnya mereka mempunyai ikan untuk makan bersama. Kejadian lainnya yakni rombongan tersebut pada malam hari di perahu tidak bisa tidur karena kenyamukan, tiba-tiba dengan pertolongan Allah SWT, ternyata nyamuk tersebut menghilang, sehingga rombongan Al Allamah Syekh H. M. Said dapat tidur.

Aristektur
Bentuk bangunan induk masjid su’ada yakni persegi empat, bertingkat tiga, mempunyai loteng menutup gawang/puncah dan petala/petaka yang megah. Semua itu memunyai makna tertentu sebagai berikut:

- Tingkat pertama mengandung makna Syariat

- Tingkat kedua mengandung makna Thariqat

- Tingkat ketiga mengandung makna Hakikat
- Loteng mengandung makna Ma’rifat
Petala/petaka yang megah berkilauan yang dihiasi oleh cabang-cabang yang sedang berbunga dan berbuah melambangkan kesempurnaan Ma’rifat.

http://www.tadungkung.com/2011/11/masjid-masjid-tua-dan-bersejarah-di.html#ixzz1xB1Xt2Rz
http://www.facebook.com/pages/Mesjid-DAN-Pondok-Pesantren/418456771527192
http://www.facebook.com/

KISAH PARA DATU DAN ULAMA KALIMANTAN





KH. Muhammad Tsani 

(Pendiri Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru )

Muhammad Tsani dilahirkan di Alabio, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, pada tahun 1918 M. ayahnya bernama H. Zuhri, dan saat ia dilahirkan ayahnya sedang merantau ke Negeri Perak, Malaysia.
Pada saat muda ia belajar di madrasah Ibtidaiyyah Sei Pandan, Alabio, kampung halamannya dan menamatkan pada tahun 1363 H. Setiap hari dihabiskannya untuk belajar ilmu pengetahuan agama islam dengan sistem salafiah di berbagai kampung di Kalimantan Selatan, kepada para ulama yang hidup di masa itu, yang waktu itu terdapat banyak ulama alumnus dari kota Mekkah dan alumnus Mesir. Di daerah Nagara ia sempat menimba ilmu kepada muallim KH. Ahmad Nagara.
Ia sangat rajin membaca kitab-kitab kuning, apalagi ia harus hijrah ke Banjarmasin, di mana seseorang harus banyak membaca dan belajar. Belajar mandiri atau otodidak itu teru menerus dikembangkannya hingga akhir hayatnya.
Sejak muda perjalanan hidupnya sarat dengan upaya perjuangan untuk memajukan perjuangan untuk memajukan dunia pendidikan di masyarakat. Ia banyak mengedepankan masalah fiqih dan tasauf berintikan keikhlasan manusia. Ia juga aktif sebagai muballigh atau sebagai guru agama di mesjid, langgar dan rumah-rumah. Di kota Banjarmasin ia sangat dikenal, khususnya di daerah pasar lama, di mana ia tinggal. Ia juga dikenal sebagai seorang pedagang, khususnya masyarakat alabio, ia dikenal sebagai tuan guru mereka. Faktor pedagang atau ekonomi inlah nantinya yang menjadi faktor utama yang dimafaatkan tuan guru KH. Muhammad Tsani dan kawan-kawannya dalam pendirian pondok pesantren.
Warga kawasan aAntasari Timur, Banjarmasin, di mana ia tinggal, biasa memanggilnya dengan sebutan guru Tani, namun dikalangan pondok pesantren al-falah mereka lebih suka memanggilnya dengan sebutan muallim Tsani, ia dikenal sebagai ulama yang sederhana dan ikhlas dalam berbuat dan bertindak.
Sudah menjadi kebiasaan dalam bulan Ramadhan ia selalu menjamu membukakan orang yang berpuasa di rumahnya. Dan setiap tahun ia menunaikan ibadah haji, yang biasanya ia membawa rombongan ke mekkah al-mukarramah. Tercatat dalam hidupnyaia telah melaksanakan rukun islam yang kelima, yaitu naik haji ke mekkah, sebanyak 22 kali, baik sendirian maupun bersama rombongan.
Dalam perjuangannya di dunia pendidikan ia juga ikut berpartisipasi aktif dan mempunyai andil besar pada pembangunan Pondok Pesantren Darul Ma’rif di Jakarta dan Ummul Qura di Cibodas yang diprakarsai oleh Dr. KH. Ideham Khalid, dengan mengirimkan kayu ulin ke jawa untuk keperluan pembangunan pondok pesantren. Setelah pembangunan selesai ia mendapat tawaran dari Dr. KH. Ideham Khalid untuk memimpin pondok pesantren tersebut. Namun tawaran itu ditolaknya dengan halus. Ia mengatakan bahwa masyarakat Kalimantan Selatan khususnya dan Kalimantan umumnya perlu mendapat perhatiannya. Ia sangat peka sekali dalam menganalisa nilai-nilai pendidikan di suatu daerah. Ia berpendapat bahwa masyarakat Kalimantan masih tertinggal jauh jika dibandingkan dengan daerah lain di Nusantara ini.
Kalimantan sangat jauh ketinggalan dalam segala bidang, khususnya dalam bidang pendidikan pondok pesantren. Inilah rupanya salah satu pemikiran yang menjadi cikal bakkal yang kemudian menjelma pondok pesantren al-falah putra . kemudian diperkembangan selanjutnya, sekitar tahun 1984 didirikan pula pondok pesantren al-falah putri yang berlokasi bersebelahandengan pondok pesantren putra.
Sosok tuan Guru KH. Muhammad Tsani adalah seorang ulama yang rendah hati, zuhud, ikhlas, qa’anah, syukur, tawakkal, ulet, pantang menyerah dan disegani orang. Ia dan para pendirinya bertekad untuk memajukan pendidikan, khususnya pendidikan pondok pesantren. Pondok pesantren menurutnya adalah satu-satunya cara terbaik mengantisipasi ekses-ekses negative bagi anak-anak. Dan dengan pendidikan pondok pesantren pengkaderan ulama islam lebih optimal dan efektif. Pondok pesantren, menurutnya, mempunyai dua fungsi:
Centre of excellence, yang menangani kader-kader pemikir agama
Agent of development, yang menangani pembinaan pemimpin masyarakat, terutama di pedesaan.
Tidak mengherankan jika ulama pondok atau kiyai selalu didukung oleh kekuatan masyarakat, ini disebabkan karena para ulama selalu menyatu dengan umatnya. Dengan berdasarkan butiran mutiara itu ia dengan gigih berjuang tanpa pamrih untuk memajukan pon-pes al-falah dengan dukungan dari dewan pendiri lainnya untuk mencerdaskan kaum muslimin di kawasan ini. Baginya memberikan bimbingan bagi umatnya adalahkewajiban agama, kehormatan dan profesi hidupnya. Doktrin dan sabda Nabi saw. Terpatri didalam dadanya yaitu sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim yang artinya : Dengan sebab perantaraan kamu Allah member petunjuk seseorang itu lebih baik bagimu daripada dunia dan segala isinya.
Hal lain yang mengilhami pendirian pon-pes al-falah adalah al-Mukarram al-Habib Husein dari jawa, yang dalam kunjungannya di Kalimantan Selatan menyatakan dengan jelas, “Alangkah menyedihkan orang alabio tidak punya pesantren padahal mempunyai potensi”.
Seperti diketahui Amuntai pon-pes Rasydiyah Kalidiyah (Rakha), Barabai mempuntai pon-pes Ibnul Amin, Pamangkih, dan Martapura, kota intan Martapura dan serambi Mekkah mempunyai pon-pes Darussalam yang sangat terkenal dan sudah lama berdiri serta sudah banyak menghasilkan ulama.
Maka pada tanggal 9 Juni 1974 atau 19 Rabiul Awwal 1394 H didirikan pon-pes al-Falah dengan Akte Notaris Bachtiar Banjarmasin Nomor 38 tanggal 19 Juli 1985.
Bagi tuan guru KH. Mahammad Tsani sudah merupakan jiwa atau ruhnya, siang malam ia memikirkan pendanaan serta pembangunan untuk kemajuan dan keberhasilan untuk pendidika di pondok. Untuk mencari dana ia tidak saja menghubungi tokoh-tokoh atau para hartawan yang ada di daerah, tetapi mengusahakan pencarian dana tersebut hingga ke luar negeri, yaitu ke kota mekkah al-Mukarramah dan Madinatul Munawwarah.
Kerena hamper setiap tahunnya ia pergi berhaji ke kota Mekkah maka kesempatan ini dimanfaatkannya mencari dana untuk pembangunan pondok. Ia rajin melobi tokoh-tokoh Arab Saudi. Untuk urusan luar negeri ia kadang dibantu oleh bapak H. Muhammad Subli di Jakarta, seorang yang berasal dari Alabio, yang berprofesi pengusaha jasa pemberangkatan jamaah haji dan umrah.
Ia merupakan sosok ulama yang kreatif dalam upaya pembangunan sarana pendidikan agama dan menerapkan sistem yang baik dalam pencarian biaya pembangunannya. Ia selalu menekankan bahwa Pon-Pes al-Falah adalah milik seluruh kaum muslimin, maka sudah harus sepantasnya kita semua harus menjaga, memajukan serta bertanggungjawab untuk keberlangsungan pondik tersebut.
Untuk pencarian dana di kota Banjarmasin ia dibantu oleh para pedagang di pasar-pasar, seperti pasar ujung murung, pasar besar, pasar PPKE, pasar lima dan lainnya. Khususnya pedagang atau pengusaha asal alabio yang berada di Banjarmasin. Sampai-sampai tuan guru KH. Muhammad Tsani diberi gelar oleh mereka Tukang Tagih Pajak, ini disebabkan ketegasannya dalam melaksanakan penagihan, juga disebabkan besarnya sumbangan ditentukan atau ditaksir sendiri olehnya, ini berlaku jika si pedagang seorang yang pelit, atau kata orang banjar ingkin barajut (sangat pelit).
Berkat kegigihannya dalam pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan keagamaan, kini pon-pes al-Falah mengasuh tiga ribuan santri dari berbagai daerah, yang mengisi berbagai jenjang pendidikan di pon-pes al-Falah, dari jenjang pendidikan persiapan (thajizi) selama setahun, jenjang pertama (tsanawi) selama tiga tahun, dan jenjang atas (aliah) juga selama tiga tahun. Untuk jenjang pertama dan jenjang atas statusnya dipersamakan. Pon-Pes al-Falah juga memiliki pendidikan tingkat tinggi, yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Falah dengan jurusan pendidikan (tarbiyah). Sekitar 70% pengelola pendidikan di Pon-pes al-Falah berasal dari alumni pondok sendiri.
Sebagian besar alumni pon-pes al-Falah melanjutkan pendidikan ke berbagai perguruan tinggi, baik dalam negeri maupun luar negeri, terutama timur tengah, al-Azhar, Mesir, Madinah Islamic Centre, Saudi Arabia dan Universitas al-Ahqaf, yaman dan bahkan ada yang melanjutkan Universitas di Barat, yaitu Eropa.
Akhirnya pada malam senin tanggal 11 Muharram 1407 H bertepatan dengan tanggal 14 September 1986 M, Tuan guru KH. Muhammad Tsani pendiri pon-pes al-Falah berpulang ke rahmatullah dengan tenang di kediamannya, yaitu di Antasari Kecil Timur, Banjarmasin.
Hujan air mata dari para santri serta kaum muslimin.pada hari itu dunia pendidikan kehilangan seorang ulama yang zuhud dan mukhlis, dengan meninggalkan sebuah karya yang abadi, karena ilmu yang bersambung. Ia meninggalkan cahaya yang terang dimana orang-orang dapat berjalan dengan aman karena cahaya tersebut. Ia dimakamkan di komplek pon-pes al-Falah Putra, tepatnya di depan kantor pon-pes al-Falah Putra.
Semoga ruhnya ditempatkan oleh Allah SWT di surge bersama Baginda Nabi Muhammad saw. Amin.
Pada perkembangannya Pon-Pes al-Falah sekarang ini mempunyai lebih tiga ribu santri, baik putra maupun putri yang dating dari berbagai daerah di Kalimantan untuk menuntut ilmu di pondok tersebut, kebanyakan santri tinggal dan memondok di dalam komplek pondok pesantren.
Adapun tingkatan pendidikan yang ada di pon-pes al-Falah sekarang adalah :
- Tajhiziyyah (persiapan) 1 tahun
- Tsanawiyyah (pon-pen dan program kesetaraan, status diakui) 3 tahun
- Aliyah (pon-pen dan program kesetaraan, status diakui) 3 tahun
- Perguruan Tinggi STAI al-Falah, Fakultas Tarbiyah.
Dari sebagian alumnus santri pondok kebanyakan di antaranya yang melanjutkan ke berbagai perguruan tinggi yang ada di tanah air dan yang berada di luar negeri, di antaranya :
- Mesir
- Mekkah
- Madinah
- Yaman
- Dan lain-lain
Adapun kebanyakan dari tenaga pengajar, lebih dari 70%, baik di pondok putra maupun pondok putri adalah alumnus Pon-Pes al-Falah sendiri yang mana mereka telah menyelesaikan studinya di berbagai perguruan tinggi atau pon-pes lainnya, kemudian kembali ke pon-pes al-Falah untuk mengajar dan mengabdikan dirinya.(fy)

http://aladamyarrantawie.blogspot.com/
http://www.facebook.com/Kisah.Para.DatudanUlama.Kalimantan


keterangan foto :
1.KH. Muhammad Tsani (Pendiri Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru )
2.KH.Muhammad Pimpinan Pondok Pesantren al Falah setelah Tuan Guru KH.Muhamad Tsani
3.Habib Abdullah al Habsy pimpinan PP al Falah thn 2005 sampai sekarang 

MANDAI BERANDANG


MANDAI BERANDANG


PETA


KITA URANG BANJAR


Saturday, 7 July 2012

PANTUN BATUNANGAN


Pantun ini biasa dilantunkan kakanakan dahulu di Banjar.
Uu nini bukai lawang
Di rumah ada wayang
Wayang apa?
Wayang kulit
Kulit apa?
Kulit pisang
Pisang apa?
Pisang raja
Raja apa?
Rajawali
Wali apa?
Wali kota
Kota apa?
Kota Baru
Baru apa?
Baru rumah
Rumah apa?
Rumah batu
Batu apa?
Batunangan!

KULAAN BANJAR DAERAH KERIAN


Thursday, 5 July 2012

BANJAR KALIMANTAN


BANJARMASIN


BELAJAR BAHASA

1. tabarurui - terbuka secara tidak sengaja dan bersepah-sepah jadinya 
2. tabarujul= terjojol/tersembul 
3. bapapacul= tercabut bahana orang yang tak reti merepairnya 
4. apatiak= kesan daripada itu... 
5. makaamam= makanya... akibatnya.. 
6. umaiai= amboi, amboi.... 
7. gawian=profesion (peh...!!) 
8. hahampalingan= hampagas... bersepah-sepah.
.. 

BELAJAR BAHASA

Nyapang diulah? = buat apa? 
Takurihing = terkerenyeh = tersengih. 
Kadak karuan = tak tentu hala. 
Suar = lampu picit. 
Habang = merah. 
Timpas = pukul.



SUAHKAH IKAM BETAKUN?


SAJAK BANJAR


UNTUK TATAPAN


SEMBANG PAGI


Wednesday, 4 July 2012

KOSA KATA BANJAR


KOSA KATA A
abur-abur – Mengamuk sedikit
abut – membuat kerja dengan tenang
acan – belacan
acil – andak – letak
ading - adik
along – pangkat anak lelaki tertua
alun – lemah lembut
ambin – pelantar rumah
ambung – lambung
ampal – masakan ayam/ daging dipotong besar
ampar – hampar
ampih – berhenti, sembuh
ampik – tepuk tangan
ampun – empunya
amun/ mun – jika
ancak – tempat barang dibelakang basikal
ancap � cepat
andak* – 1. letak� 2. anak ke 3 akhir
andika – awak, panggilan hormat
andin – rambut kanak-kanak yang dibotakkan dan ditinggal sedikit didepan atau belakang
angah – pangkat anak tengah
anggap – ambil hati
angkal – tidak dalam, tidak serius
angkung � perbuatan mendapatkan no. ekor (perbuatan syirik)
anjah/kajah – menawarkan secara beria-ia
anjung – julang
antal – rasa tak puas
anum – muda
apik – cermat
arai – seronok
arang – tanah yang tidak diusahakan/ terbiar
aruh – kenduri
arum – harum
asaan – malu-malu
asap – sampai hati
asuh – riba
atang – tempat memasak (dapur kayu)
atar – hantar
atawa -atau
atoi - tok mudim
auhi – panggil, jerit
aur – sibuk bekerja, ganggu
awak – badan
awan/ lawan/ wan – dan, dengan
awau – gema
awit – tahan lama
ayuha – marilah
KOSA KATA B
baaci - memulakan kerja dengan bersungguh-sungguh
baal � lembap
baarai* � menunjukan, mempamer
baarit* – berjimat, ikat perut
baasa – mula semula
baasaan – was-was, rasa malu, tak rasa
baastilahastilah – membuat dengan persediaan cukup
baatui-atui – bertenggung ditepi
babacaan – majlis pelajaran agama
babahup – berkongsi
babak – buka ikatan/jahitan
babat – ikat
babau – Luka atau carikan yang besar
babaya – sekadar cukup
baburak – burung wak wak
badadas – pergi dengan cepat, tergesa-gesa
badapatan – bertemu
badarau – gotong-royong, dengan serentak
badiadak* – menyibok (berkumpul)
bagadang – bersembang waktu malam
baganak – diam/ tempat tinggal
bagarit – memburu
bagaya - bergurau�senda
bagirap – bercahaya
bagurai – berguris kerana luka atau dicakar
bahalulong – melolong
bahambur – bertabur, buat sampah
bahandung – bersandar
bahanu – kadang-kadang
baharaan – mudah-mudahan
bahari – zaman dulu
bahaul – kenduri arwah
bahimat – bersungguh-sungguh
bahinak – bernafas
bahindangut – sebok berkerja
bahinip – menyembunyikan diri
bahira – buang air besar
bahiri – iri hati
bahual – bahum – ikut suka hati
baigal – menari-nari
baimbai/ baumbai/imbai/ baumbai – bersama-sama
bair – seret
baisi – mempunyai
baistilah – bersedia dengan perancangan cukup
baisukan – pagi-pagi esok
baisur – memohon diri untuk pulang
bajalikat/bajarikit – melekit-lekit
bajarijihan – melilih, menitik-nitik
bajaruhutanjaruhutan – banyak benda bergantungan
bajarut – berikat kuat
bajungkukjungkuk – membongkok
bajurutjurut – berderet
bakajal – bersempit-sempit
bakajutkajut – serta merta
bakakat – merangkak
bakamih – kencing
bakarat – berkelahi
bakarik – habis licin
bakarimut – kumat-kamit
bakawak - berkeladak
bakikis – majlis becukur rambut dan menamakan anak yang baru lahir
bakipuh – rasa kepanasan
bakirik – rasa seram, takut
bakuciak/ bakuriak – menjerit
bakulim – berdalih, merahsiakan
bakumpul – bersama suami isteri
bakunyung – berenang
bakuya – mengadu, memberitahu
balalah – berjalan-jalan/ bersia-siar
balampas – tidur tanpa tilam, kelambu dll.
balanak – tanah lembik kerana hujan/berair
balancat – celah jari luka kerana air
balapak - duduk dilantai /diatas tanah
balar – calar
balarangan – bertunang
balimbai – dengan tangan kosong, berlenggang
baliwa – mengalah
balungan hayam – sejenis kuih
bamamai – marah-marah
bamamang – bercakap seorang diri
bamandak - berhenti
banam – bakar
bancir - pondan
bangas – bau masam kerana terlalu lama terendam
bangat - sangat
bangkang – merekah
bangkat – reban ayam
bangking – tak menjadi dan keras (kuih), terencat
bangkor – mata bengkak kerana menangis
banih - padi
banjur – taut, alat mengail ikan
bantas – makan dengan lahap/ kemaruk
bantat - muka sembam , kueh tidak menjadi
banturan – tempat turun air pada atap
banyai – perangai yang suka melambatkan sesuatu kerja
banyu/ayer - air
bapadaan – kita sesama kita, berpada-pada
bapadah – memberitahu
bapala - melampau
bapalihan – tidak menyeluruh, berpilih-pilih
bapangsar/bapingsar - merasa terlalu sakit
bapara – datang meminang
bapiit - menyembunyikan/ memencilkan diri
bapiluk – membelok
bapira – cantik di luar berulat di dalam
barabah – baring
baranga – lalat
barang-barang – 1. sembarangan 2. memerang
barantuk – bersusun
barataan – semuanya (orang)
barelaan* – sama-sama rela, setuju
barikit - bergetah, melekit
baririt - beratur panjang
barujihan/ bajarijihan – berbiuh
barumahan - bawah rumah
barukat* – bergaduh
basanga - goreng
basaruan - menjemput
basasadi - sedang bersedia
basilih – tukar pakaian
basiping – basiraput - berserabut
basurah – bercakap
basusurung - sedang menghidangkan makanan
bat - kepunyaan, hak
batabul - berpulau-pulau, tidak rata
batahar – bersepah
batahuan – mengenal antara satu sama lain
batakun - bertanya
batalimpuh – duduk bersimpuh
batamuas/batampungas – membasuh muka
batandik – menari
batangisan* – sama-sama menangis
batanisan – menjejih, berair (sedikit) spt luka
batata - menyusun
batatapas – sedang mencuci kain
batatukar – membeli belah
batianan - mengandung
batil - sejenis kuih, bingka pisang
bating - kuih tak menjadi
batis* – kaki
batual � tompokan kotor pada kain/baju
batubal - tanda bercapuk/bertompok pada kain dsb.
batuha - semakin tua
batumang - ubi yang ada bekas berulat
batumin - memasang kuda-kuda untuk memulakan kerja.
batunga – menengadah ke atas
batuyuk – melambak
bauku - budak kecil baru pandai ketawa
baulih - dapat sesuatu
baungal – bergerak
baunggal – longgar
baupang - berpegang
bawarangan – berbesan
bayaan - sebaya
bayir – heret
bayur* – terlalu lambat (kerja)
bayut – orang yang lembab
beluru – pedal ayam
bibis – sakit perut, gastrik
bibit – ambil
bida – beza
biding – bersegi (bahagian luar), bingkai
bigas – cantik / segak
bigi – biji
bikut – dipulaukan, boycot
bilang – melampau
bilung – keadaan senget dan bergulung, sumbing
bilungka/balungka – timun karayi
bincul � benjol
binting* – jinjing
bingkawan – tulang kayu membuat atap
bingking – bergaya, bersolek
bingsul – keluar
bini – isteri
bisa – boleh, pandai
biskar – basikal
bitau – bodoh
biyal – tanda kerana digigit nyamuk atau binatang
biyuku – penyu
buat – masukkan
bubok – reput berdebu
bubuhan – kaum keluarga, kerabat
bubungan � bumbung
buburak* – burung ayam-ayam
bubus – bocor atau koyak yang besar
budas – membuta tuli?
bujur – betul, benar
bukah – berlari
bulanak – lumpur
bulik – balik
bumbunan – ubun-ubun
bungas – cantik, anggun
bungkam – terpaku/ terdiam
bungkarasan – sembelit
bungkas – terbuka ikatan kerana terlalu besar/ penuh
bungul – bodoh
burinik – tanda-tanda, buih kecil
buris � buncit
burit* -bontot
busu – pangkat anak bungsu
buting – bilangan barang
buyut � cicit
KOSA KATA C
cabur – terjun dalam air
cacak � 1. pacak� 2. cicak 3. nyalakan api
cacap � 1. cecah 2. ditenggelami air
cagar - agar, supaya
cagat – tegak
cakah � sombong
cakang – cabang
cakung – mata cengkung disebabkan kurang guring atawa garing
calap – rendam
caluk – seluk
calumut – comot
calungap – bercakap sebarangan tanpa kawalan
calutak – nakal
cangkal – cekal
cangkir – cawan
cangul – menampakkan muka
cantung – side burn
carak/ bungkarasan – sembelit
caram – banjir (sedikit), ditenggelami air
carubu – mencarut
catuk – ketuk
cibuk – ceduk air
cicirak � sejenis burung
cileng – tenung dengan mata terbeliak kerana marah
cingkoi – tak berdaya
cinit – laju atau ligat
cirat � 1. cerek� 2. kilatan
culit – sedikit
culung – ngilau makanan tanpa kabanarana atawa makan dengan cara kurang sopan
culup - celup
cuntan – curi
cungking* -� bahagian bontot mengandungi lemak/minyak(ayam dsb)
curik – telinga bernanah
curing � bahagian tajam, tanda bergaris-garis
curit – bertanda sedikit seperti garisan
cuur – bertanya asal usul salasilah keluarga
KOSA KATA D
dadai – sidai
dadaian – ampaian
dadang – dipanaskan berdekatan dengan api
dagoi – dentum
daham – jangan
damaran – lampu panjut yang dipasang pada malam likur
damia – begini
damintu – begitu
damit – kecil
dangkak – mencangkong
dangkung – bahagian depan kaki/tulang kering
dangsanak – suadara mara
dangsar - lunsur
dario – radio
dauh - beduk, gendang besar
diang – nama umum bagi budak perempuan
dimapa – bagaimana
dingsanak – adik beradik
dipalar – dijimat
diparung – dipanggang
disasala – dicelah-celah
diulah – dibuat
dudi - kemudian
duduaruh – hari sebelum hari kenduri kawin
dugal – bodoh alang

KOSA KATA G
gabang – kain selimut
gaduk – besar/bunyi akibat dilanggar bertalu-talu
gadur – tempayan kecil bermulut besar
gagahap – terbuka
gagatas – sejenis kuih
gagau – mencari sesuatu menggunakan tangan
gahak – kuat makan, selera besar
gahap – terdedah
gair - gayat, ngeri/ geli melihat sesuatu yang menjijikkan
galah – halau
galianan – geli
galir – longgar
galiyur-galiyur – mundar-mandir
galoh/aloh � panggilan umum perempuan
galu/tumbur – kecoh dan bercempera
galuh – nama umum bagi budak perempuan
gamat – perlahan
gamit – cuit
gampir – berpasangan
gampiran – pasangan, pengikut
ganal � besar
gaganak* – duduk diam
gancang – kuat
gandah – ketuk dengan kuat
gangan – masakan lauk berkuah
gani’i – tolong, bantu,temankan
gantal – potong melintang dengan parang
ganyir – hanyir
ganyut* � terlalu tua
gapit – kepit
garih – siang ikan, dll
garing – demam
garingitan – geram
garinsing – kawah masak
garitik – berdetik
garuhang – ternganga/ terbuka luas
garutuk - bunyi perlahan
gasan/hagan – untuk
gatuk – senggol,
gawi � kerja
gawian- pekerjaan
gawil – cuit
gayat – potong melintang (biasanya benda besar)
gayur – lemah/ lembik (orang)
gedagoi – bunyi gegaran� hentakan kuat
gelitiran – menggigil
geol-geol - keadaan yang bergoyang / longgar
geringit - geram rasa marah
gerigitan* – geram
gerinting – ikan kering
gerudihan – selekeh
gibit – cubit
gigir – bising, kecoh
gigitak/bibitak – labah-labah
gimit – perlahan
gin – juga
gintas - tenyeh
gipih – pipih
girek – tayar
gisang – tenyeh
giwang – joran
gubih/gubir - besar dan longgar (pakaian)
gugut - gigit, gonggong
guha – gua
gulu - leher
gumbang – tempayan
gunggum – angkup, plier
guri – tempayan
guring – tidur
gusang – hangit/hangus
gusari – ditegur, dileter
gutak – digoyang dengan kuat
gutil – senang/tak faham-faham

KOSA KATA H
habang - merah
habu – abu
habuk – kelabu/ coklat
hadang – tunggu
hadupan/kuyuk-anjing
haga – temu/jumpa
hagan/gasan – untuk
hagian – bahagian
hahar – raba dengan kasar
hahayagap - bergerak dalam keadaan gelap dan menyukarkan
haja – sahaja
hajan – teran
hakun – setuju
halam – dahulu
halapat � di celah-celah, di antara
halar – kepak
halat – selang, dipisahkan oleh sesuatu
halilipan – lipan
halimanyar – binatang macam lipan, kecil dan bercahaya
halimatar – ulat gonggok
halin – tidak banyak, susah diperolehi
halui – kecil
hambal – tilam/tikar� tempat tidur
hambalingan – bergulingan/bergelimpangan
hambat – pukul dengan tali/ rotan
hambayutan – terkena kesannya
hambin - dukung
hampalingan – berserakan
hampapai – jeruk kulit cempedak
hamput/tawak-lempar
hancat – terencat
handap – pendek
handapang – mendepakan tangan
handayang – pelepah kelapa
hangkup – hantuk
hanta – haus/dahaga
hantal /hantang – terdedah tidak bertutup
hantalu/ hintalu – telur
hantas – jalan pintas
hantimun – timun
hantup – 1. berlaga 2. makan dengan lahap (kata kasar)
hanyar – baru
hapak – 1. bau busuk 2. memburukkan/memperkecilkan orang lain
hapat – bahagian
hapuk – keadaan mudah repoi
haragu – pelihara
harakan – selsema
haram – eram
haran – banyak pakai/berbaloi
harat – cantik, hebat
haru - kacau
haruk – busuk
hatap – atap
hawa/hawaan – sifat tamak, handak samuaan…
hawai - rasa keseorangan, sunyi
hawar – 1. sejenis penyakit ayam 2. perbuatan menghayun sesuatu benda (galah)
hawas – penglihatan baik
hawat – lambat
hayam � ayam
hayau – rayau
hayumu – hama, kuman
hibak – penuh
hidin/ sidin – dia, panggilan hormat
higa – tepi
hilai – menganginkan padi dengan nyiru untuk mengasingkan hampa.
himpil – seketul dari himpunanya(sahimpil ampal) daging
himui – malu
himung – rasa seronok
hinak – nafas
hindau – suluh
hindik – tekan dengan
hingal – turun naik nafas� menghentakan kaki/ badan
hinggan – had, batasan
hingkat – boleh, berupaya
hingkul – kawasan kerja yang terlalu sempit.
hinip – senyap
hinya – biarkan
hirang – hitam
hirani – peduli
hiring – menyenget
hiyau - panggil
hiyut – hisap
huluakan – tunjuk jalan, memandu arah
hulun - menjadi hamba
humap – rimas kerana panas
humbal – bahan tumbuh dalam buah kelapa cambah
humbang – baling
humbut – umbut
humpil – umpil, cungkil
hundang – udang
hungkar – bongkar, dikeluarkan
hungku/hangku � agaknya
hurung* – kerumuni
hurup – tukar
KOSA KATA I
idabul – idea, pendapat
idang – dulang
igut/ukang - gigit, sengat
i-ilah – seperti
ikam � awak
ikung � ekor
ikup – peluk
ilah – seperti
ilai - hayun tangan
ilan – terjaga dari tidur
ilang – melawat, ziarah
ilat - lidah
ilun – bunyi
imat / imit – jimat
imbah – selepas itu, selesai, siap
impu – mengasuh/memelihara bayi
incaan – main-main/tiruan
inci - pewarna makanan, gincu
incit – secara sikit-sikit
indap – hendap, intai
indung – ibu
ingar � terganggu
inggang – keadaan yang tak tegap
inggih � ya, menyatakan setuju
inggur/inggut - bergoyang, tak tegap
ingkang – kelengkang
ingu/ ingun � peliharabela, jaga
inguh – rasa makanan
injing – tarik /piat telinga
intang – dekat
intel – kedudukan hendak jatuh
intoh – tahan disimpan
inya – ia, dia
itih/itihi – lihat dengan teliti
iwak – ikan, lauk
KOSA KATA J
jabis/jabik – jambang
jabuk/japuk – reput
jagau – jantan, jaguh
jajak – pijak
jajal – himpit
jaka – jika
jak-jak - Hujan renyai renyai yang berpanjangan.
jalangaran – jarang-jarang atau susunan yang tidak teratur dan tampak bertaburan
jamang /jamba – tangkap dengan cepat/ terkam
jamus – rambut tak bersikat
janak – tidur lena
janar – kunyit
japai - pegang, sentuh
jara/jarai – serik
jarang – didih, jerang,rebus
jarunjung - bejalan hoyong hayang
jatu – kutip
jelukap – pokok pegaga
ji’eng – berseorangan
jikin – alas periuk/kuali.
jimus - basah kuyup
jingkar – hampir mati
jinjing – kilas telinga
jinting – jinjit.
jubung – penuh membukit
jugut – rambut panjang tak terurus
juhut - tarik (benda panjang, spt tali, benang)
jujuran – hantaran kahwin
jujut – jahit (benang)
julak – bapa saudara
julung – beri
jumput – diambil dengan tangan
junggat – jungkit
juong – tolak , julang ke atas
jurai – menyirat jala / pukat
jurak - jolok, kait
jurut – deret
juuk – juuk – berjalan jalan seorang diri seolah mencari sesuatu.
KOSA KATA K
kabisaan – kepandaian, kemahiran
kabungkalanan – tercekek
kacak – ramas
kacar – kecur, teringin
kacawaian – melambai-lambai
kada – tidak
kada tapi – tak berapa
kadada – tidak ada
kadal - daki
kadap – gelap
kadapan – longgokan jerami padi – teringat
kaina - nanti dulu
kair – kais mengunakan kayu dsb.
kajadian - lantaran/kerana
kajah/anjah – menawarkan secara beria-ia
kajal – sumbat, bersempit-sempit
kajong – keras membatu
kakadut – bungkusan kain yang diikat
kakamban - selendang
kakas – selongkar
kakuar – galah
kalacingan – anak ikan haruan
kalalapon – kuih buah melaka
kalapakan – melompat-lompat
kalau /mangalau – kaedah memancing ikan haruan
kalibir – kulit
kalimpanan – mata termasuk sampah
kalimut – dubur
kalipit – dilipat
kalipitan – terdesak
kalu – kalau
kalum – terompah
kalumpanan – terlupa
kambang – bunga
kambuh – campur
kamir - adunan yang sudah naik
kampil – beg
kanas – nenas
kanca/kawal – kawan
kancahungan – sebuk berborak
kancang – kencang, penuh, padat
kancing – tutup (pintu, jendela)
kancur – sejenis tumbuhan seperti halia
kancur jerangau – saudara bau-bau bacang
kandal - tebal
kapadaraan/kapidaraan – rasa demam
kapiting - kunci mangga
kapung – kejar
karaing - orang yang suka bergaduh
karamian – rasa seronok
karamput – menipu
karau – garang (orang), nasi keras
karawila – petola
kari – alat tangan untuk merumput
karidipan – bergerak-gerak
karik � kais, kikis hingga habis
karindangan – teringat-ingat, kerinduan
karium – menahan ketawa
kariup – dijerut, dicerut
kariwitan – benda kecil panjang (spt cacing) yang sentiasa bergerak-gerak
karubut-karubut – bergerak-gerak secara tersembunyi
karucut - mengecut
karudut - berkedut
karukut – garu dengan kasar, cakar
karumut – ruam panas
karungkung – kulit keras
karutolan – permukaan berlopak dan bertaburan� dengan ketulan
kasadakan – tersedak
kasai – sapu dengan ubat
kastila - buah betik
kasulitan – benda terselit dicelah gigi
kasumba – pewarna kain/makanan
kataraan – tempat ayam mengeram
katidaan – mengada-ngada
katik – picit butang
katiwa (tatiwa) – satu daripada bahagian rumah
kato – pucuk manis
katuhukan - selalu sangat
katuju – suka, setuju
katulahan – balasan kerana derhaka kpd orang lebih tua
katup � tutup
katur* – kejang pada bahagian badan kerana darah tak sampai
kaur – penglihatan kabur, rabun
kaus* � katil, ranjang
kawa – boleh, berupaya
kawai - lambai
kawat - mata kail
kawitan/ kuwitan – ibu-bapa
kaya – seperti
kaya apa – macam mana
kayakat – merangkak di bawah
kayi - ibu
kayukut – merangkak
kelambuwai – gondang mas
kelayangan – layang-layang
keluyuran - berkeliaran
kerasaan – perasan
ketulahan – mendapar balasan kerana derhaka/ melawan orang yang lebih tua
ketulangan – tulang tersengkang ditenggorok
kijim – tutup mata
kijip - kenyit mata
kikeh – kais
kikil – ketuk kepala guna buku jari
kikitihan/kukutilan/pupuluran – kudapan/makan rengan
kilar – dengki
kilar – jeling
kilau – meratah lauk
kileng – lambat besar
kilik – dukung
kilir – asah / menangis memanjang
kilum – tak ada gigi
kiming – dipegang-pegang dan dipicit-picit
kimir – penyek
kimpus – semakin kecil (mengecut)
kipai – terpelanting
kipik – renjis jari
kipit – sempit
kipung – ratah biasanya yang berbentuk serbuk/makan lauknya sahaja
kirip – kelip mata, malap
kitar – alih
kitihan – makanan ringan
kiting-kiting – dijinjit
kiwa -kiri
kuantan – periuk
kubas - luntur warna
kubui – jirus
kuhup – terkurung dalam keadaan panas
kukuar – galah
kukut – diambil dengan kasar dan banyak menggunakan tangan
kukutilan/kikitihan/pupuluran – kudapan/makan rengan
kulaan � bersaudara (sedara � Johor), saudara mara
kulacak – diramas/ diuli
kulacingan* – ikan kecilkiasan budak kecil
kulahai – bungkar
kulang kisar – gelisah
kular – kuyu (mata)
kulayak - siat
kulimbit - kulit
kulir � malas
kuloh* – tamak
kumai - kekisi rumah
kumpa – pam
kumpai - rumput
kunat – tanda pada kulit kerana luka/kudis
kurihing – senyum
kuring – kudis
kuringis* – teresak-esak
kuriping – bersisik
kuritis – dikopek menggunakan kuku jari
kurup – malap
kustila – buah betik
kutal – guntingan rambut tak rata
kutang – coli
kutil – makan atau ambil sedikit-sedikit
kutung – tudung kepala
kuya* -� kata, sebut
kuyuk/hadupan -anjing
kuwitan* – ibubapa
KOSA KATA L
laai – habis
lacit – meresap keluar, bocor
lacung – lompat
ladar – ledar (rasa), suam (air)
lading – pisau
laih – penat
lajak – sentiasa dipakai
lajang – terlebih ke hadapan
lakasi – cepatlah
lalapan – sayur-sayuran
lalik – nyanyok
lamak – gemuk
lamari – almari
lampuyang* – sejenis tumbuhan
lanah – cair
landap – tajam
landas – mengalir laju, deras
landau – kepala lutut/tidur kesiangan
langgar – surau/madrasah
langis – habis tak ada yang tinggal langsung
langkut – gigi bahagian bawah ke depan
lanjar – panjang akal
lanji - gatal, mengada-ngada
lanjing – keadaan yang mengelebeh (seperti getah)
lanjung – bakul besar biasanya yang boleh diletakkan di belakang
lantih - petah bercakap biasanya perempuan, lebih mulut
lantuhut – lutut
lapai – menyapu tubuh dengan air
lapau – bercakap nyaring/kuat
larang – mahal
lareng – garing
latang – rasa air macam hangus
latat* – hitam kena panas/api
laung - pakaian adat pahlawan banjar
laus – sejenis tumbuhan macam lengkuas
lawan /awan/ wan – dan
lawang – pintu
lawas – lama
lawatan – pergi kenduri
layat – liat
layau – 1. melimpah, 2.merayau, menyimpang ke tempat lain
layap* – mata hendak tidur/kuyu
layip – pitam
layur – dilalukan di atas api supaya layu
libak – kawasan berlopak / atau berlubang sedikit
libas – dah habis musim
licak – tanah becak
lihum – senyum
likah � lekat
likit � 1. menyalakan api, 2. lekat, likat
lilik – mengendeng, teringin
lilip* -� cermat, berhati-hati
limbah – lepas, melebihi, melampaui/keterlauan
limbak – melimpah kerana penuh
limbat* � sejenis ikan sungai
limbui – basah kuyup oleh peluh
limir – lembek macam berair
limot – berlumur dengan minyak yang banyak
limpak - sompek
limpap - kemek
limpas/limpua- terlampau penuh/berlebihan
limpat – melebihi had
limpih – penyek
limpua/limpas � terlajakmelepasi
linak – lunyai
lincai – dipijak-pijak
lincip – tajam
lindap � api marak
linek – lumat
lingai - kawasan semak yang telah dibersihkan, lapang
linggis – alat pencebak tanah
lingir – tuang air dalam cawan
lingis – bersih, licin, tak ada apa yang tinggal
lingkah – hilang (kesan warna/kotoran)
lingkang – langkah
lingkuk – bengkok
lingkung* � agar-agar
lingkup � lipat/dikemaskan (kelambu/khemah)
lingo – jemu
lintuhut – lutut
lipih – lipat dan masukkan ke dalam
lipung - melepasi, melebihi
lipus/ lupus – melebihi
lirip - hiris
liung – ditinggal, tidak dikira, dilangkau
liup/liut – pengsan
luai – sejenis penyakit tanaman
luak - luah, muntahkan
luang – lubang
lubian – seterika baju
lucung – terlepas
ludus - jalan dalam semak yang sudah terang kerana kerap dilalui
luhau – orang yang banyak cakap (biasanya lelaki)
lukup – tindih
lului � tercicir, lutut
luluk – kawasan tanah yang berlumpur
lulun – menggulung benda panjang dan besar (spt tikar)
lulungkang – tingkap
luman – belum
lumbah – lebar (kain), muka lebar
lumbus/tumbus – bocor bahagian bawah
lumor/lumu – 1. lumur, sapu 2. terhakis
lunau – lecak
luncup � runcing
lungkah* � kopek (rambutan)
lungkas – suara yang jelas dan terang, terbuka
lungkup – ditutup / ditindih dengan badan
lungsak – luka
lungur – botak, gondol
lunok batis – bahagian belakang betis
lunta – jala
lupau – lebam setompok/setempat
lupus/ lipus – melebihi
luput - tidak mengena sasaran
lusukan – ikan haruan yang sederhana besar
luyung* � sumbing
luyut – lecur
KOSA KATA M
maanyat – keadaan anjal pada benda yang besar seperti tilam dsb.
maarit - menahan merasa sakit/ susah
maasik* – menurut kata/nasihat
macal – degil, nakal
macan – harimau
madam – pergi merantau
madat – candu
magan – boleh
magulidak – mengalagak
magun - masih
mahalabiu – mengata, merepek
mahalipaput -maawur, menyibuk, kacau daun�
mahapak – mempeleceh, menempelak
maharai* -� berlagak, aksen
maheng – liat, keras
mahingak – susah bernafas, semput nafas
mahingal – tercungap-cungap
mahingut – bau yang kuat lagi menusuk
mahirip – serupa, seakan-akan
mahong – bau maung
mahulut � mengejek, mengajuk
mahuruni – melayan, menjaga
maigau – mengigau
mailangi - menziarahi
maingkang – jalan mengengkang
maingking – berjalan pantas dengan geram
maka am – oleh itu, itulah, maka ia
malacung – melompat
malah – haus hendak minum
malala – membuat minyak dari santan kelapa
malalar – merebak, melarat/ lumayan
malalur (mamalur) – tidur hingga siang, lambat bangun.
malapuk – lepak
malarak – kembang
malaran – sekurang-kurangnya adalah juga/ memadai
malatik – baru tumbuh, bercambahmeletus
malatop – melecet
malikap – melekat
malilik – mengorat, teringin
maling – pencuri
malining – berkilat
mamadahakan – memberitahu
mamadar – 1. nasi sudah masak tapi dibiarkan supaya kering, – 2. berbaring-baring setelah terjaga dari tidur.
mamak – empuk
mamancuk – makan buah muda
mamandir – berborak
mamicak – kuat tidur
mampilak – putih melepak
manahakan – membayangkan
manangkul – menyangkal
manau – ikan timbul kerana mabuk
mancarucus – bercakap cepat
manciar – meleleh air liur
mancigu – tersedu (budak kecil)
mancirat – berkilau
mancurat – memancut
manda’i-patutlah
mandam – terpaku, tergamam / cebik
mandangani – menemani
mangacar* � memancing haruan/bujuk menggunakan buluh panjang dengan umpan katak/anak ikan secara menarik-narik di atas permukaan (di parit/sawah)
mangalihum – kalentong
mangalunyur – meluncur
mangaradau – bercakap tak tentu bab
mangaramput – berbohong
mangaruh – berdengkur
mangarumbungi – berpusu mengelilingi sesuatu
mangayumuh – bercakap seperti hendak menyembunyikan sesuatu
manggah – semput
manggalur – bunyi menderu
mangganang – merasa rindu, mengenang
manggani’i – menolong/menemani
manggarunum – bersungut
manggurak – mendidih
mangincang - berjalan laju kerana marah
mangkir* � tidak kerja
maniwas – menuduh
manjelujuk – rasa hendak muntah
manoh – pendiam
mantuk – balik, cukup
manuha’i - menjadi ketua
manumat – usaha memulakan kerja.
manuntung/ talah – menyelesaikan, membereskan, menyiapkan
manyapung – mendekut burung
manyinggai – menyahut
maragat – ikut jalan pintas
maraha/maran – tak apalah! biarlah!
maram – mendung
marangut – masam muka
marancis – terpercik
maras – kasihan
marau - rambut tak berminyak
marawa - menyapa
mariga – sendawa
marina – bapa/ibu saudara
marinaan – anak saudara
marapdingin* � terasa demam
mariak* – gerimis
marista – sedih
mariwa – melihat jerat, perangkap, jaring dsb.
maruwai/miruwai – hubungan antara menantu dengan menantu, biras
masigit – masjid
matan – daripada
mati/pati – tak berapa
mauk – mabuk
maulah – membuat
maumat – boleh ditarik-tarik (flexible), anjal
maumbat – melambung
maunjun – memancing
maunyut – keadaan anjal pada benda yang panjang seperti bulut/titi dsb.
mawah - risau, bimbang, susah hati
mawaluhi - menipu
mayu/mayuh – cukup
minek – pening
minjangan – rusa
mintuha – mentua
miris - bocor
mitak - hidung penyek
muak – muntah
mucong – pokok yang tidak /jarang berbuah
muha – muka
muhara – muara
mulong – jelaga
mulud – maulud
mumui – berdarah dengan banyak
mumut* � reput (kain, dsb)
mun/ amun – jika
mungau – tak senonoh
mungkana – kain telekung
mungkung – bentuk cekung
muntung – mulut
munyak/tulai – jemu/ bosan
muriat – rasa tak sedap badan, macam nak demam
muring – kotor, comot
muru’ - cuaca mendung
murung - muka masam
KOSA KATA N
nahap – teguh, tahan
namuni � menemui
nanang* – nenek
nanar – sentiasa sama, tidak berubah
nandu/pinandu – kenal
nang – yang
nangguh – agak
napa – kenapa
napa-am – itulah!
naran – betul, benar
nauhan – orang yang serasi bercucuk tanam atau berternak, serbajadi
naung – teduh
ngalih – susah
ngangar – bisa-badan
ngaracat – mengecut
ngaran – nama
ngayatap – tak berhenti buat kerja (kerja kecil-kecil)
ngilau – meratah lauk
nginang – makan sirih
nginging – bunyi berdengung di telinga
ngingir – rasa kebas-kebas, sengal, ngilu
nginum - minum
ngulintar – curi tulang
ngulintir -
nimbai/timbai – mencampakkan, membaling
ninip* – amat berhati-hati, teliti
nuheng – membelah dengan kapak
numbi – naik taraf, membesarkan (rumah)
numpi* – menampi
nungkali – menepung tawar
nyaman – sedap, senang
nyanyat – berulang-ulang
nyarak – api yang kuat
nyinggahi – singgah
nyinggai – menyahut panggilan
KOSA KATA P
paasian – sifat menurut kata
pacang – untuk, agar
pacirin – lopak air buangan dapor
pacul – tanggal
padah/madah – kata, memberitahu
padak – hidung rasa tersumbat
padang perupok – belukar di tepi sungai
padar – panaskan
padu – dapur
pagat – putus
paharatnya – paling sibuk
pa-ianya – mengiyakan dan mengada-ngada
pair - seret kerana terlalu panjang
pais – lepat pisang, ikan dikukus dalam daun pisang
paja – pekasam
pajah – padamkan api
pajal – benam
pakulihan � pendapatan
paluhliiran* – badan penuh dengan peloh
palak – pedih mata disebabkan asap
palingau-palingau – tertinjau-tinjau
palipitan – 1. sisi kain yang dijahit 2. waktu susah, terdesak
pamalar/pangasit – kedekut
pamali – berdosa, sesuatu yang dilarang agama
pambakal - ketua kampung
pambuong – bahagian tetulang atap rumah
pamburisit – penakut
pampah – dilanggar
pampan - lubang yang tertutup
pamuga/ puga – permulaan
pancau – tinggi
panci – periuk
pandal - alas
pandir – berbual
pandit – surut
pandudian – paling terkemudian
pang - lah!
panjar – baji
pantar – sebaya
pantau – lempar
panting – sengat
panyaungan – katil/ranjang
papaci – kaca
papadaan – sesama kita
papajangan – tirai, atau tabir
papajar – pengeras (perubatan tradisional)
paparujuk - berjalan mundar-mandir tak dapat benda yang dicari
papatin – kelemahan, bahagian/titik lemah/hari lahir
Papudak* � sejenis kueh
paragahan - menunjuk-nunjuk/berlakun
parahatan – sedang melakukan
parak – dekat
parani i - pergi menyusul
parawaan – suka menegur
paraya/parayaan – tak payah, tak perlu
pariannya – misalnya
paring – buluh
pariyannya - misalnya
parudan – alat penyagat kelapa
paruna – cantik, kacak
parung – salai
patak – sembunyi
pates – tapis
pati/mati – tak berapa
patuh – kenal
patuhak – paling tertua
patuhan – kenalan
paung – benih
pawa/wadah – tempat letak
payat – suara parau
payu – laku/laris
pembarangan-suka bersepah ( tak kemas )
picak – buta
picik - picit
piit – bersembunyi
pilai – terpusing /terkalih/ terkitar
pina – seolah-olah
pinandu – kenal seseorang (digunakan kepada orang)
pinculung – pencuri, digunakan kpd kucing sahaja (?)
pingkalung – baling dengan kayu/ benda panjang
pingkur – tak lurus/keadaan bengkok
pingkut – pegang
pingsar – menahan rasa yang teramat sakit
pingsak/bapingsak* � susah payah
pinjung – penjuru, terpencil
pintir* -� leka, alpa
pipikangan – pangkal paha sebelah dalam.
piragah – menunjuk-nunjuk/pura-pura
pirik – giling, lenyek
piruhut – pegang kuat supaya tidak terlepas
pirut - senget
pisit - ketat
puang – ruang kosong
pucirin – longkang laluan air basuhan dari dapur
pucirit – cirit
puga – yang permulaan, baru
pukah – patah
pukung – bayi dibuaian dalam keadaan duduk
pulir – sapu bersih
pulang � lagi, pula
puluk* – kuat makan lauk/ikan
pulur – empulur
pumput – kontot
punah – selesai
pundung – bedung
pundut - bungkus
pupudak – nama sejenis kuih
pupuh – pukul dengan kayu dll pupur – bedak
pupuluran/kikitihan/kukutilan – kudapan/makan rengan
pupur* – bedak
puragah – sendaan/ lakonan, pura-pura
puricik* – pengotor
puruk – pakai
purun – tak malu /sampai hati
purut – lurut
pusang – keluh kesah, runsing
pusut – gosok dengan perlahan dan penuh kasih sayang
putik – petik
puting – penghujung
puyau – ikan air tawar, sejenis ikan lampam
KOSA KATA R
raat – suara serak
rabit – koyak
racap – kerap, selalu
ragap � dakap, peluk
rahai – terburai, barai
rahat � ketika, selalu/kerap
rahong – buah leletup
rajak – tikam, sodok, jolok dengan benda panjang dan tajam
rakai – rosak
rakat – akrab
rakungan – tekak
ramba – berdaun lebat
rampit – rapat
ranai – senyap
rangat – retak
ranggam – ketam kayu
ranggaman - ketam padi
ranggi – nekad, daring
ranjah – rempuh
rantang – mangkuk tingkat
rantas � 1.tetas 2.rentas
rapai – tertanggal dari tangkai
ratik – sampah
raub – himpun dengan tangan
raum – pitam
rawa - sapa
rawis – menghayun parang
riang-riang – renyai-renyai
ricih – potong kecil-kecil
rigat/ igat – kotor
rigi - rela/suka
rikai – patah dahan/hancur sedikit sahaja
rikit/barikit* – melekat
rimbas – menebas dengan parang bengkok
rimbat - rembat, rentap
rimpe – pisang salai/jemur
ringkut – penat kerana kerja berat
ringkutan* – sakit-sakit badan
rinjing* – kuali
ripah - terseliuh/terpukah
ripai – sekah
ripu – masak ranum
ruak – dituang (benda bukan cecair)
rubui – ditaburi
ruha – keadaan yang besar, susah hendak diangkat.
ruhui – selesai, bersetuju
rukat* – lawan, gaduh
rumbih – tanah runtuh
rumpung – rongak
runggut - ragut, renggut
rungkang – berlubang, robek
rungkau – cekau
rungkup – diterkam
rungung – tak berhidung
rupoi – berderai kerana raKOSApoh
KOSA KATA� S
sahan – pikul�
sahang – lada sulah�
saing - rajin�
salajur – terlanjur, kebetulan�
salawas – selama
salayaan – lantaran kerja tak berfaedah
salimput – selimut�
saling – ??�
salok – kepung/mengejar beramai-ramai�
salukut – bakar�
salumur -kulit ular
sambadaan – tambahan pula�
sambat – sebut, dicakapkan, mengata�
sampilai – ikan
sampiluk – daun yang dilipat untuk disikan adunan kuih dsb.
sampiyan – awak
sampraka – sempurna
samprong – bulb pelita minyak (guslin)/ buluh alat untuk meniup api ketika memasak
sampuk – cukup panjang, mencecah
sampurut – memeluk tubuh kerana sejuk
samunyaan – semua
sandal - sendal
sandu – buat hal sendiri
sanga – goreng tanpa minyak
sangu � bekalan (makanan, duit)
santuk – mencecah bahagian atas kerana tinggi
sapalih – sebahagian kecil
sapambarian – ikutlah berapa hendak beri
sapong – mendekut burung ayam-ayam
saput – selimut
sarak – bercerai suami isteri
sarik - marah/sakit hati
saru – panggil
saruan – menjemput
sarubung – tempat menyediakan masakan bila kenduri
sasah – kejar
sasar – semakin
sasarudup/sasarusup – berlari-lari dalam semak
sasingut/ sisingut – sesungut, misai
sasirangan – kain batik banjar
satayuhnya – biarkan selama mana masa mengizinkan
satumat – sekejap
satumbang – 1. semenjak, 2. sekali ganda
saumuran – seumur hidup
saung – laga
sawalas – sebelas
sawat - sempat
sayat – siat, potong
selipang – tarmos, tempat simpan air
sembako – keperluan asas
sigar – segar
sihai – cuaca terang/baik
silip – simpan dengan baik
simbur – simbah
simpun – kemas
simpurut – peluk tubuh kerana kesejukan
sindu – badan yang tegap
singgang - senget
singkai – selak
singkal – otot terasa sakit
singkum – mengemas benda panjang seperti rambut atau rumput yang menjalar
singlang – juling
singlap – bamasuk ke dalam
sintak – sentap
sintar/suar – lampu suluh
sisipuan – tersipu-sipu
sisiur - pepatung
siut/tinghui – siul
suah – pernah
suang – subang, anting-anting
suar – lampu suluh
suduk – tikam
sugih – kaya
sulah – dahi luas
sulum - masukkan dalam mulut
sumap � kukus
sumur* – perigi
sumpal – tutup lubang (spt botol)
sunduk – kunci (pintu, tingkap)
sungeng � desingan bunyi yang menyakitkan telinga
sungkal – gali
sungkup – menyembamkan muka, sembunyi
sungyung* – habis duit, muflis, ceme
supan – malu
surangan – sendiri
suroi – sikat rambut
susuban – tertusuk benda tajam
suntil � mudah tercabut
KOSA KATA T
taal – tempek/lekat
taarunuh – mengerang menahan kesakitan
tabarung – bertembung masa
tabarusuk – terperosok
tabat - empang
tabulaning – terbeliak/berputih mata
tabuncalak – terbeliak
taburahai – terburai
tadangsar – jatuh tergelincir
tadung � ular tedung
tagah – semak, belukar
tagai – dibiarkan terdedah/sengaja ditunjukkan
tagak – nampak seolah-olah
tagaknya – nampaknya, seolah-oleh
tagal � tetapi, kerana
tagalimpas � terjatuh, tergelincir
tagar – karat
taguh – kuat, teguh
taguk – telan
tahaba/ tahaga – terjumpa
tahangkang – terkangkang
tahanjat – tersentak
tahur – melunaskan hutang
tajarungkup – jatuh tertiarap
tajun – terjun
tajungkalak – terjatuh kepala ke bawah
tajungkang – terbalik/ tertelentang
takai - sentiasa tersedia
takambit – bercantum
takarium - tersenyum simpul
takariup – tertutup secara menguncup
takipik – tersentak ketika tidur (biasanya bayi)
takisir – mengending,
takujajang – lari lintang pukang 
takujihing /takalulung – mengecut dan bergulung (makan sotong dibakar)
takulibi – mencebekkan muka
takun – tanya
takuringis � tersedu hendak menangis
takusasai* � terburai, bersepah
takutan – takut
talabang – pelita minyak untuk menoreh getah
talah – selesai
talasan/tilasan – kain basahan
taleh - tembolok
talu – tiga
talukup – tertiarap
taluwalas – tigabelas
tamam 
tamanang – mandul teguh
tambal – tampal
tambarungan – tempat mengisi ikan tangkapan
tambok – tak menjadi (hantalu tambok = telor busuk/ urang tambok = orang bodoh)
tampaian – kelihatan
tampirai – alat menangkap ikan, macam lukah
tampiyaan – bengkak pada bahagian pangkal paha.
tampulih* – masih, selagi
tampuluan - kebetulan
tampur – ditiup (angin)
tamur – pecah berkecai
tanai - tadah
tandar – alihkan dengan menolak
tangat – tegah, larang
tanggar – letak di atas tungku
tangguh – teka
tanggui – tutup kepala/ topi
tangking – tangkai
tangkun – para (tempat menyimpan pinggan mangguk), pangkin
tangkur – ketuk
tantadu – belalang mentadu
tapak – tepuk
tapakalah – dikalahkan
tapal – ditutupi, tampal
tapaling – salah letak/terbalik
taparangguh – keliru/silap
taparaung – bertembung
taparunuk – bahagian badan yang agak mendak
tapas - cuci kain
tapasan – kain cucian
taperancing – terpercik
tapih – kain sarung
tapintang - kebetulan
tapuracik – terpercik
tarait – berkait
taruhan – simpanan
taruhi – simpan
tarukoi/taparukoi - dua kali lima, sepadan
tasalihu - tergeliat
tasarungku – terjatuh ketika berlari
tasmak – cermin mata
tataguk – burung hantu
tatai- disusun sebelah menyebelah
tatakang – terbiar, tiada yang peduli
tatamba – ubat
tatangir – serangga riang-riang
tatangkut – angkut-angkut (sejenis serangga rupa macam tebuan)
tatawa – ketawa
tating – tatang
taukung - terkurung kerana sesuatu keadaan
tawak – lempar
tawas – jampi
taweng – dinding
tayot – bergantungan
tayur – pancurkan
tihang – tiang
tiharap – tiarap
tihir – habiskan sampai kering
tihir – menuang air dari teko dsb
tiis – air yang semakin susut/air tos
tiken – tekan
timbai – campak
timbuk – timbus
timpang - alat menangkap ikan, lukah
timpas – tetak dengan parang panjang
timpel – motor sangkut
tinghui/siut – siul
tingka – tempang
tingkau – tinggi
tingkaung – merangkak
tingkung – tangan tak lurus
tinjak – tolak dengan kaki
tinjau* – burung murai
titik - membuat/membaiki parang /pisau
titir – berulang-ulang
tiwadak/ciwadak - cempedak
tiwas – akibat tak baik akibat perlakuan yang tak disukai
tuangan – bekas cetak/acuan
tubal - warna kain bertompok-tompok/bekas
tugal – membuat lubang untuk menanam benih
tugul - cekal, tekun
tuha – tua
tuhing – dikapak
tuhuk – banyak kali, jemu
tukar – beli
tukas/tukasi* – cabar/dicabar
tukun – tuju/lempar
tukup – tutup
tulai/mulai/munyak – bosan/jemu
tulak – pergi
tulau – keadaan turun warna
tumang – berlubang
tumatan - sejak itu
tumbar – heboh
tumbi – tambah, naik taraf
tumboi – buncit
tumbur/galu – lari lintang pukang/kecoh
tumbus - tembus
tungap – sambar dengan mulut
tungkal – tepung tawar
tungkaran - halaman rumah
tungkih/ tuhing – dikapak
tungkup – ditutup dengan tudung
tunjul - tolak
tunti – turut, susul
tuntom – teguk, gogok air
tuntung – selesai
tureng – berjalur
tutoi – ketuk
tutok – tumbuk (macam tumbuk sambal)
tutuh – memotong dahan pokok
tuup/ tuhup – tutup
tuyuk – longgok
KOSA KATA U
udak - kacau (macam kacau dodol)
udal – punggah.
udap - kocakan ikan pada permukaan
udar – belasah, keroyok
ugah – alih
ugai – dipunggah untuk mencari sesuatu
uhu – tidak ada kualiti
uji - manja
ukang/igut - gigit
ulihan – pendapatan
ulun – saya
uma – emak
umayak
umai � amboi
umat* – lembut, lumat
umbai/imbai � seiring, jalan bersama-sama
umbas � buas
umbat/imbat* � mantul, anjal
umpah – boros
umpat – ikut
una – luak
unda – saya
undam – besin
unduh – mengambil buah dengan dipanjat, digoyang sampai jatuh.
ungah – menunjuk-nunjuk kesukaan
ungal – bergerak
ungap – buka mulut
ungas* -� manja
unggal – tidak teguh, bergoyang
ungkai – 1. membetulkan kekusutan, 2. menunjukkan benda yang tersembunyi
ungkap – buka, selak
ungkan � sedut dalam perut, kemut
ungkoi – keadaan badan yang dah tua dan tak bermaya
ungkong-ungkong – duduk termangu-mangu
ungkosi � meyara, tanggung pebelanjaan
ungut – menung
unjuk � beri, serah
unjun – pancing
unjut – jauh di pedalaman
unjut-unjut – terhenjut-henjut
untal - makan dengan cara terus telan
unyai � ganyang, berserabut, selerak
u-oh – mengiakan
upal - sudah banyak kali dinasihatkan
upong – sundang kelapa
urah – ejek
urak – buka, bentang
urangan - pepatung untuk menakutkan burung di sawah
urik – rintik.
uroi – menganginkan padi untuk membuang hampa
utau – bahasa isyarat
utoh – nama gelaran bagi budak lelaki
uyah- garam
uyuh - penat
KOSA KATA W
wada – dakwa, kecam
wadah/pawa – tempat letak
wadai - kuih
wadai kiping – kuih puteri mandi
wadik – pekasam ikan
wagas – sehat, kuat
wahin – bersin
wahini/wayahini – ketika ini
waluh – sayur labu
waluhi - menipu
walut - belut
wan / awan/ lawan – dengan, dan
wancoh – sudip besar
wangal – bodoh alang
wani – berani
wanyi – lebah
warangan – besan
waras – sehat
warik – kera, monyet
wasi/basi - besi
watun – bendul
wawah – koyak yang besar
wayah – ketika
wazik � sejenis kueh diperbuat dpd pulut dan gula merah
KOSA KATA X Y Z
yatuk* – begitulah